Mental
Burung Cucak Ijo satu hal penting bagi burung semi fighter seperti jenis ini, banyak penyebab burung kalah mental atau drop ketika diadu / dihadapkan dengan burung lain baik saat di trek, latber maupun lomba. Meski sekilas tampak sederhana, namun para pemain khususnya pemula, perlu mengetahui apa saja penyebab burung
Cucak Ijo menjadi kalah mental alias drop.
Burung Cucak Ijo yang Drop atau kalah mental dapat diketahui dengan tanda burung tidak berani atau tidak mau alias takut berbunyi (berkicau) mengeluarkan isian saat dipertemukan atau diadu dengan beberapa burung lain saat trend, latber atau lomba, beberapa penyebab kalah mental (drop) tersebut antara lain adalah :
Kondisi Tidak Fit : Mental berbagai burung jenis apapun khususnya burung-burung fighter seperti Murai Batu, Kacer, Cendet tentu akan sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik, keadaan sakit atau kurang fit dapat mengakibatkan burung menjadi takut terhadap lawannya, situasi ini tentu akan berpengaruh pada mental Cucak Hijau yang diadu dengan CI lainnya.
Belum Cukup Usia : Tidak jauh berbeda dengan jenis Murai Batu (MB), juga mengenal senioritas sesama mereka, dalam artian Cucak muda akan memiliki kecenderungan untuk ogah bongkar isian jika bertemu dengan CI lain yang lebih dewasa (cukup umur) apalagi Cucak Hijau tadi jauh lebih gacor dari si CI muda.
Stress/Trauma : Burung pada masa stress/ trauma, jika dipaksakan dihadapkan dengan burung lain atau sejenis untuk diadu maka akan berakibat fatal, bahkan tidak menutup kemungkinan akan mengalami kematian akibat tidak mau makan.
Perawatan : Perawatan yang keliru (tidak intensif) akan membuat Cucak ini kalah mental jika diadu, perawatan ini meliputi pakan, ekstrafooding (EF), mandi, jemur, umbaran dan penggantangan. Burung Cucak hijau gacor sekalipun jika salah menentukan posisi gantangan untuk perawatan sehari-hari, bisa berakibat mudah drop jika bertemu lawan.
Mabung : Burung apapun termasuk burung ini akan kalah mental jika diadu pada saat burung sedang dalam masa mabung (rontok) sebab pada saat ini burung cenderung lebih fokus kepada pemulihan fisik (proses pergantian bulu) dan memerlukan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang cukup, bukan masa untuk diadu.
Cucak ranti memiliki penyamaran yang sempurna, tidak mudah teramati di alam, karena tersamar oleh warnanya. Kecuali apabila terdengar kicauannya yang merdu. Menghuni hutan primer dan sekunder di dataran rendah serta perbukitan sampai ketinggian 1.000 m di Sumatra, dan sampai 1.500 m di Jawa. Tinggal di pohon-pohon besar, namun sering pula terlihat mencari makanan di belukar. Sendiri, berpasangan, atau dalam kelompok kecil; kadang-kadang berbaur dengan jenis yang lain. Makanan utama cucak ranti adalah serangga, laba-laba, ulat dan buah-buahan lunak serta biji-bijian kadang memangsa moluska kecil.
Cucak ranti membangun sarangnya berbentuk cawan, tersusun dari bahan-bahan yang halus bercampur dengan sarang laba-laba. Betina bertelur antara 2-3 butir, berwarna keputih-putihan dengan totol-totol kehitaman.
Terkait kenapa Cucak Ijo tidak mau Bunyi